Pandangan dari Tribun Timur (Jauh): Memakai Jersey Chelsea

Anak saya berusia dua tahun ketika ia mendapatkan jersey Chelsea pertamanya. Itu membuatnya 25 tahun lebih muda daripada saya ketika saya mendapatkan jersey pertama.

Lagipula, budaya fan sepakbola di Asia Tenggara saat ini sangat berbeda daripada ketika saya tumbuh dewasa.

Hari-hari ini, jika Anda mengunjungi mall di wilayah ini di akhir pekan, Anda akan melihat jumlah pengunjung yang besar, baik itu orang dewasa maupun anak-anak, dan mengenakan jersey klub favorit mereka.

Tetapi hal itu hampir tak mungkin terjadi di era 1980an ketika satu-satunya saat untuk mengenakan jersey sepakbola adalah ketika Anda sedang bermain sepakbola. Mengenakan jersey sepakbola di jalanan jelas bukanlah gaya yang pas saat itu, juga tidak mudah menemukan jersey-jersey itu di toko-toko di sini.

Dan jika pun Anda menemukannya, jersey orisinal akan berharga sangat mahal karena besarnya perbedaan kurs dengan poundsterling Inggris.

Tentu, Anda bisa menemukannya dengan harga murah di pasar-pasar malam, tetapi saya saat itu, dan hingga saat ini, masih enggan membeli jersey palsu. Jadi ketika saya tumbuh besar, satu-satunya cara agar saya bisa menunjukkan kecintaan saya pada The Blues adalah lewat logo klub yang saya jahit di tas saya.

Hal itu berlangsung hingga tahun 1997, ketika saya akhirnya mendapatkan jersey Chelsea pertama saya. Itu adalah ketika saya bekerja di Kuala Lumpur dan meski saya sudah sangat ingin memilikinya sejak lama, kenyataan bahwa harganya hampir seperempat gaji saya membuat saya harus menunda pembelian tersebut.

Tetapi The Blues saat itu berada di semi-final Piala FA dan sangat dekat dengan hari ulang tahun saya, jadi saya berjalan-jalan di KL saat mendapatkan libur untuk menemukan jersey tersebut.

Saya tidak pernah menemukan jersey kandang berwarna biru yang saya cari-cari hari itu. Tetapi saat berada di Wilayah Complex di KL, saya menemukan jersey tandang berwarna kuning yang sepertinya akan dikenakan oleh Gianfranco Zola dkk. satu minggu setelahnya, yakni ketika kami mengalahkan Wimbledon di Highbury untuk memastikan tempat kami di Piala FA.

Untunglah, menemukan jersey Chelsea menjadi lebih mudah, terutama setelah saya kembali ke Singapura dan menemukan toko olahraga yang bagus di Peninsula Shopping Centre. Di sana lah saya akhirnya mendapatkan jersey yang dikenakan saat menang Piala FA 1997 yang sangat saya inginkan, empat tahun setelah hari yang hebat itu.

Hari-hari ini, saya bahkan tidak perlu bepergian ke kota untuk mendapatkan jersey Chelsea terbaru karena di mall di dekat sini, ada toko-toko olahraga yang memiliki stok jersey yang cukup banyak.Hal ini terutama setelah kami berganti sponsor dari Umbro ke Adidas beberapa tahun yang lalu.

Saya ingat salah satu fan Chelsea mengeluh pada tahun 2003 ketika Chelsea di KL untuk menjalani FA Premier League Asia Trophy bahwa ia harus membeli jersey palsu untuk anak-anaknya karena ia tidak bisa menemukan jersey resmi dalam ukuran anak-anak di kota. Saat ini, ceritanya menjadi amat berbeda karena Anda sekarang bisa menemukan jersey dalam semua ukuran di toko adidas atau di megastore online resmi milik Chelsea.

Anak saya sekarang memiliki jersey Chelsea ketiganya, jauh lebih banyak daripada saya ketika seusianya, yang tidak memiliki satu pun jersey. Tetapi koleksinya masih jauh daripada miliki saya sekarang.

Terakhir kali saya cek, saya memiliki sekitar 35 jersey Chelsea di lemari saya dan jumlah itu hanya akan bertambah setelah jersey yang baru akan keluar di bulan depan.

Dan saya juga tidak perlu khawatir harus mencarinya di tempat seperti Wilayah Complex untuk menemukannya.

Pandangan dari Tribun Timur (Jauh): adalah buah pikiran seorang penulis dari Singapura yang telah mengikuti Chelsea dari jauh sejak era Kerry Dixon dan Pat Nevin.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pandangan dari Tribun Timur (Jauh): Memakai Jersey Chelsea"

Post a Comment

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan...