Pro dan Kontra Dalam Jihad
Jihad adalah salah satu pengorbanan yang penuh dengan keikhlasan penuh terhadap Allah dalam membela agama-Nya akan tetapi telah timbul sebuh masalah mengenai jihad ini ada yang mengatakan keberadaan jihad dan mujahidin dalam tatanan dunia ini menuai pro dan kontra. Yang pasti kebenaran pasti tidak akan bercampur dengan kebatilan. Berbagai syubhat dan tuduhan dilontarkan kepada para ulama dan mujahid ketika mereka berusaha mengamalkan sunnah Rasulullah yang mulia ini. Orang kafir, khususnya Yahudi dan Nasrani yang merupakan kalangan penjajah sudah pasti tidak menyukai amaliyah ini. Namun yang paling menyedihkan adalah mayoritas terjajah yang mengaku beragama Islam pun ikut-ikutan mengecam perbuatan mujahidin.
Mereka merupakan kelompok revivalis islam yang berjuang atas nama tegaknya khilafah dan mengatakan bahwa saat ini adalah masanya perang pemikiran. Sehingga saat ini yang dibutuhkan adalah perlawanan pikiran dan lisan saja. Seringkali perlawanan semacam ini dianggap lebih elite dan terpandang daripada jalan jihad. Tetapi secara tidak sadar mereka yang sedang asyik-asyik melakukan perang pemikiran (ghazwul fikri) di parlemen, panel-panel diskusi, atau lahan-lahan demonstrasi jalanan sudah kebobolan dalam beberapa segi. Mereka tidak sadar bahwa mereka telah kalah dalam segi-segi yang fundamental dalam Islam dan kemenangan tidak akan berada pada jamaah yang kebobolan dalam segi-segi itu.
"Sesungguhnya sejarah Islam tidaklah ditulis melainkan dengan darah para syuhada, dengan kisah para syuhada, dengan teladan para syuhada”. Begitulah pernyataan terkenal yang keluar dari Dr. Abdullah Azzam rahimahullah.
Tegaknya Islam di muka bumi ini tidak akan diperoleh dengan jihad-jihad semu seperti jihad panel-panel diskusi, jihad-jihad demo jalanan, atau jihad-jihad pleno DPR.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah membagi golongan/thaifah berdasarkan sikapnya dalam rongrongan terhadap masyarakat Islami.
1) Thaifah Manshurah, yakni golongan yang melawan penjajah-penjajah islam dengan ciri khas mengikuti pemahaman salaf dan berjihad dengan segenap jiwa dan raga mereka.
2)Thaifah Mukhalifah, yakni golongan yang melancarkan serangan seperti yang dilakukan oleh penjajah-penjajah islam.
3)Thoifah Mukhadzilah, yakni golongan yang duduk-duduk saja dan tidak berjuang fisik dalam menghadapi penjajah. Bahkan perilaku dan keadaan mereka cenderung menghambat ummat untuk ikut berjihad.
Melunaknya sikap banyak gerakan-gerakan Islam dalam menghadapi kekufuran sedikit banyak dipengaruhi oleh penyakit wahn. Dengan kondisi yang sama peradaban superior di Baghdad hancur berantakan juga karena penyakit ini.
“Nyaris sudah akan datang suatu masa di mana umat-umat lain akan mengelilingi kamu sebagaimana mereka mengelilingi makanan. Ditanya: “Wahai Rasulullah apakah karena sedikitnya kita ketika itu? Dijawab: “Tidak, bahkan kalian saat itu banyak, tetapi kalian bagaikan buih di lautan, dan Allah menghilangkan rasa takut musush-musuh kalian terhadap kalian, dan menimpakan kedalam hati kalian penyakit wahn, para sahabat bertanya: “Apakah yang dinamakan wahn itu Ya Rasulullah?” beliau menjawab: “Kamu cinta dunia dan kamu takut mati (sehingga tidak mau berperang).”(HR Abu Dawud, Imam Ahmad, Baihaqi dan lain-lain. Disebutkan al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits as-Shahihah)
Mereka merupakan kelompok revivalis islam yang berjuang atas nama tegaknya khilafah dan mengatakan bahwa saat ini adalah masanya perang pemikiran. Sehingga saat ini yang dibutuhkan adalah perlawanan pikiran dan lisan saja. Seringkali perlawanan semacam ini dianggap lebih elite dan terpandang daripada jalan jihad. Tetapi secara tidak sadar mereka yang sedang asyik-asyik melakukan perang pemikiran (ghazwul fikri) di parlemen, panel-panel diskusi, atau lahan-lahan demonstrasi jalanan sudah kebobolan dalam beberapa segi. Mereka tidak sadar bahwa mereka telah kalah dalam segi-segi yang fundamental dalam Islam dan kemenangan tidak akan berada pada jamaah yang kebobolan dalam segi-segi itu.
"Sesungguhnya sejarah Islam tidaklah ditulis melainkan dengan darah para syuhada, dengan kisah para syuhada, dengan teladan para syuhada”. Begitulah pernyataan terkenal yang keluar dari Dr. Abdullah Azzam rahimahullah.
Tegaknya Islam di muka bumi ini tidak akan diperoleh dengan jihad-jihad semu seperti jihad panel-panel diskusi, jihad-jihad demo jalanan, atau jihad-jihad pleno DPR.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah membagi golongan/thaifah berdasarkan sikapnya dalam rongrongan terhadap masyarakat Islami.
1) Thaifah Manshurah, yakni golongan yang melawan penjajah-penjajah islam dengan ciri khas mengikuti pemahaman salaf dan berjihad dengan segenap jiwa dan raga mereka.
2)Thaifah Mukhalifah, yakni golongan yang melancarkan serangan seperti yang dilakukan oleh penjajah-penjajah islam.
3)Thoifah Mukhadzilah, yakni golongan yang duduk-duduk saja dan tidak berjuang fisik dalam menghadapi penjajah. Bahkan perilaku dan keadaan mereka cenderung menghambat ummat untuk ikut berjihad.
Melunaknya sikap banyak gerakan-gerakan Islam dalam menghadapi kekufuran sedikit banyak dipengaruhi oleh penyakit wahn. Dengan kondisi yang sama peradaban superior di Baghdad hancur berantakan juga karena penyakit ini.
“Nyaris sudah akan datang suatu masa di mana umat-umat lain akan mengelilingi kamu sebagaimana mereka mengelilingi makanan. Ditanya: “Wahai Rasulullah apakah karena sedikitnya kita ketika itu? Dijawab: “Tidak, bahkan kalian saat itu banyak, tetapi kalian bagaikan buih di lautan, dan Allah menghilangkan rasa takut musush-musuh kalian terhadap kalian, dan menimpakan kedalam hati kalian penyakit wahn, para sahabat bertanya: “Apakah yang dinamakan wahn itu Ya Rasulullah?” beliau menjawab: “Kamu cinta dunia dan kamu takut mati (sehingga tidak mau berperang).”(HR Abu Dawud, Imam Ahmad, Baihaqi dan lain-lain. Disebutkan al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits as-Shahihah)
0 Response to "Pro dan Kontra Dalam Jihad"
Post a Comment
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan...