Pencegahan Identitas gender Sejak Dini
Identitas gender atau (Identity Disorder) adalah akal pribadi seseorang dari, dan pengalaman subjektif dari, jenis kelamin mereka sendiri. Hal ini umumnya digambarkan sebagai rasa seseorang pribadi menjadi seorang pria atau wanita, yang terutama terdiri dari penerimaan keanggotaan dalam kategori orang. Pria atau wanitaSemua masyarakat memiliki seperangkat kategori gender yang dapat berfungsi sebagai dasar pembentukan identitas sosial dalam kaitannya dengan anggota masyarakat lainnya. Di sebagian besar masyarakat, ada pembagian mendasar antara atribut gender yang ditugaskan untuk pria dan wanita. Dalam semua masyarakat, namun, beberapa orang tidak mengidentifikasi dengan beberapa (atau semua) dari aspek gender yang ditugaskan untuk seks biologis mereka.
Seseorang yang menderita kelainan ini akan merasa tidak nyaman dengan peran jenis kelaminnya. Kondisi ini menyebabkan seseorang tidak mampu menjalankan peran dirinya dengan jenis kelamin yang dimiliki. Kelainan ini diibaratkan seperti terjebaknya seseorang dalam tubuh yang salah. Seorang pria menganggap dirinya sebenarnya adalah wanita atau sebaliknya.
GID berbeda dengan homoseksual, penderita GID memiliki keinginan untuk menjadi lawan jenis dengan seutuhnya, sementara homoseksual hanya mencari kepuasan seksual dan afeksi dari sesama jenisnya.
Pada penderita GID ekstrim kemungkinan akan melakukan hal yang ekstrim seperti mengganti alat kelaminnya, misalkan pria operasi kelamin menjadi wanita.
Berbeda dengan Transvestic Fetishism, penderita GID tidak memiliki keterangsangan secara seksual dari berdandan seperti lawan jenisnya. Penderita hanya ingin hidup seperti lawan jenisnya, bertingkah laku, serta berdandan layaknya lawan jenis mereka.
Kelainan identitas gender bisa bermula dari trauma akan orangtua yang berlainan jenis, pengaruh media massa, dan pergaulan individu. Gangguan ini biasanya muncul sejak masa kanak-kanaak saat usia dua hingga empat tahun.
Nevid mengemukakan bahwa gangguan identitas gender dapat berawal dari masa kanak-kanak dengan disertai distress terus menerus dan intensif, bersikap seperti lawan jenis dan bergaul dengan lawan jenis, serta menolak sifat anatomi mereka dengan adanya anak perempuan yang memaksa buang air kecil sambil berdiri atau anak laki-laki yang menolak testis mereka.
Seseorang yang menderita kelainan ini akan merasa tidak nyaman dengan peran jenis kelaminnya. Kondisi ini menyebabkan seseorang tidak mampu menjalankan peran dirinya dengan jenis kelamin yang dimiliki. Kelainan ini diibaratkan seperti terjebaknya seseorang dalam tubuh yang salah. Seorang pria menganggap dirinya sebenarnya adalah wanita atau sebaliknya.
GID berbeda dengan homoseksual, penderita GID memiliki keinginan untuk menjadi lawan jenis dengan seutuhnya, sementara homoseksual hanya mencari kepuasan seksual dan afeksi dari sesama jenisnya.
Pada penderita GID ekstrim kemungkinan akan melakukan hal yang ekstrim seperti mengganti alat kelaminnya, misalkan pria operasi kelamin menjadi wanita.
Berbeda dengan Transvestic Fetishism, penderita GID tidak memiliki keterangsangan secara seksual dari berdandan seperti lawan jenisnya. Penderita hanya ingin hidup seperti lawan jenisnya, bertingkah laku, serta berdandan layaknya lawan jenis mereka.
Kelainan identitas gender bisa bermula dari trauma akan orangtua yang berlainan jenis, pengaruh media massa, dan pergaulan individu. Gangguan ini biasanya muncul sejak masa kanak-kanaak saat usia dua hingga empat tahun.
Nevid mengemukakan bahwa gangguan identitas gender dapat berawal dari masa kanak-kanak dengan disertai distress terus menerus dan intensif, bersikap seperti lawan jenis dan bergaul dengan lawan jenis, serta menolak sifat anatomi mereka dengan adanya anak perempuan yang memaksa buang air kecil sambil berdiri atau anak laki-laki yang menolak testis mereka.
0 Response to "Pencegahan Identitas gender Sejak Dini"
Post a Comment
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan...