Gangguan Psikologis pada Masa Reproduksi
A.1 Kemandulan
Definisi
Istilah kemandulan selalu ditujukan kepada wanita akibat ketidakmampuannya untuk melahirkan anak. Kemandulan juga dianggap sebagai inferioritas dari seorang wanita, sebab wanita itu baru bisa menerima status warga masyarakat manakala dia mampu melahirkan anak. Tetapi, pandangan tersebut telah berubah seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan. Kemandulan tidak lagi dianggap inferioritas wanita. Secara umum timbulnya kemandulan pada wanita atau pria adalah akibat kegagalan pada fungsi organ reproduksi dan kondisi psikisnya, seperti depresi atau stress berat.
a. Faktor Penyebab Kemandulan
Faktor Fisik
Merupakan kegagalan fungsi ginekologis pada salah satu pasangan atau keduanya. Gangguan fungsi ginekologi berkaitan dengan gangguan hormon kehamilan, kegagalan reproduksi pria untuk memberikan sel-sel sperma optimal, impotensi, dan abnormalitas psikogenesis.
Faktor Psikis
Merupakan kemandulan yang disebabkan kompensasi takut hamil, ketakutan yang berhubungan dengan organ reproduksi wanita, perasaan berdosa, sterilisasi psikogeneesis dan neorotic obsesive, psikosomatis, ketakutan pembedahan, persalinan, infantilisme, defence mechanism, karier atau ketakutan kehilangan dalam keharmonisan pada hubungan coitus.
1) Tipe Wanita yang Berkaitan pada Kemandulan
Tipe Unmarried
Merupakan tipe kemandulan yang disebabkan wanita atau pria yang sama sekali tidak me nginginkan perkawinan secara biologis. Tipe ini lebih banyak terjadi pada wanita akibat ketakutan akan kehamilan, rasa sakit melahirkan, penderitaan saat kehamilan, atau melahirkan. Wanita yang mandul pun unmarried lebih senang mencari profesi sehingga cenderung alkoholic work dan sebagai bentuk dari konpensasi ketakutan dan perasaan berdosa jika ia menikah.
Tipe Wanita Karier
Perbedaan antara kemandulan tipe wanita karier dengan tipe unmarried ialah bahwa wanita karier dia menikah dan masih mau melakukan hubungan perkawinan biologis. Akan tetapi, akibat lebih mengutamakan kegiatan profesi dan karier sehingga dia tidak menginginkan untuk hamil. Secara sadar atau tidak sadar mereka ingin menghindari konflik interes atau profesinya sebagai ibu.
Tipe Agresif Maskulin
Merupakan kemandulan yang ditandai adanya sikap menolak penuh sifat kewanitaan dan tidak menghendaki anak. Awalnya dia mandul secara psikis, namun lambat laun menjadi mandul fisik.
Tipe Steril Akibat Gangguan Emosional
Merupakan tipe kemandulan akibat ketakutan kehadiran anak karena dianggap menambah beban, obsesif, kompulsif terhadap ketidakmampuan diri wanita, takut menjalani kehamilan, perasaan impotensi pada kehamilan dan takut tak mampu memelihara anak.
2. Pengaruh psikis pada kemandulan:
1. Ketakutan-ketakutan yang tidak disadari (dibawah alam sadar)
2. Ketakutan yang bersifat inflantile (kekanak-kanakan).
3. Ketakutan tersebut tidak hanya berkaitan dengan fungsi reproduksi saja, akan tetapi berhubungan dengan segala aspek kegiatan seksual. Adapun sebab-sebab dari ketakutan tersebut biasanya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sejak pubertas.
Contoh ketakutan tersebut berupa:
1. Ketakutan oleh fantasi-fantasi kehamilan, antara lain berupa gejala muntah-muntah dan perut menjadi kembung.
2. Ketakutan pada menstruasi hingga merasakan gejala nyeri dan sakit waktu mendapatkan menstruasi.
3. Sehingga faktor-faktor ketakutan tersebut ialah rasa bersalah disadari dan mempengaruhi kehidupan psikis pada masa kemandulan
A.2 Hamil diluar Nikah
a. Akibat Kehamilan di luar Pernikahan
Kehamilan di luar nikah biasanya di akibatkan oleh pergaulan bebas yang diakibatkan oleh
didikan dari keluarganya berupa :
• Kekurangan kasih sayang yang di berikan oleh keluarga terhadap anak perempuannya akibat orang tua sibuk kerja, perceraian dan broken home.
• Keluarga yang terlalu disiplin sehingga anak tersebut memberontak untuk menunjukkan kedewasaannya.
b. Dampak kehamilan pranikah pada remaja :
1 . Masalah kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi sangat penting bagi remaja (putri ) yang kelak akan menikah dan menjadi orangtua. Kesehatan reproduksi yang prima akan menjamin generasi yang sehat dan berkualitas. Di kalangan remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang menjurus ke arah liberalisasi dan berakibat timbulnya berbagai penyakit menular seksual yang merugikan alat reproduksi antara lain sifilis, gonorhoe, herpes alat kelamin, condiloma akuminata, HIV dan pada akhirnya AIDS.
Jika suatu saat ingin hamil normal maka besar kemungkinan alat reproduksi sudah tidak baik dan menimbulkan berbagai komplikasi dalam kehamilan baik bagi ibu maupun janin yang dikandung .
2. Masalah psikologis pada kehamilan remaja
Remaja yang hamil di luar nikah, menghadapi berbagai masalah tekanan psikologis. Yaitu ketakutan, kecewa, menyesal dan rendah diri. Dampak terberat adalah ketika pasangan yang menghamili tidak mau bertanggung jawab. Perasaan bersalah membuat mereka tidak berani berterus terang pada orang tua.
Pada beberapa kasus seringkali ditemukan remaja yang hamil pra nikah menjadi frustasi. Lalu nekad berusaha melakukan pengguguran kandungan dengan pijat ke dukun. Biasanya mereka mendapat referensi dari teman – taman sebaya agar minum obat – obatan tertentu untuk menggugurkan kandungan padahal mereka tidak tahu bahwa obat tersebut sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa. Sementara dampak psikologis dari pihak orang tua adalah perasaan malu dan kecewa. Merasa gagal untuk mendidik putri mereka terutama dalam hal moral dan agama. Kehamilan di luar nikah masih belum bisa diterima di masyarakat Indonesia. Sehingga anak yang dilahirkan nantinya juga akan mendapat stigma sebagai anak haram hasil perzinahan. Kendati ada juga yang kemudian dinikahkan, kemungkinan besar pernikahan tersebut banyak yang gagal karena belum ada persiapan mental dan jiwa yang matang .
3. Masalah sosial ekonomi
Keputusan untuk melangsungkan pernikahan diusia dini yang bertujuan menyelesaikan masalah pasti tidak akan lepas dari kemelut seperti ; penghasilan terbatas / belum mampu mandiri dalam membiayai keluarga baru , putus sekolah, tergantung pada orangtua. Remaja yang hamil dan tidak menikah sering kali mendapat gunjingan dari tetangga. Masyarakat di Indonesia masih belum bisa menerima single parent . Kontrol sosial dan moral dari masyarakat ini memang tetap diperlukan sebagai rambu – rambu dalam pergaulan .
4.dampak kebidanan
Penyulit pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan “kurun waktu reproduksi sehat” antara umur 20 sampai dengan 30 tahun .Hal ini karena belum matangnya sitem reproduksi yang berpengaruh besar terhadap kesehatan ibu maupun janin .
Berbagai permasalahan kompleks tersebut di atas memudahkan terjadi :
a. Pengguguran kandungan dengan sengaja atau sering disebut abortus provocatus.
Selain melanggar agama dan hukum juga berakibat membahayakan keselamatan jiwa. Tindakan aborsi ilegal mengakibatkan terjadi infeksi, perdarahan dan sebagai akibat lanjut adalah kemandulan.
b. Terjadi berbagai komlikasi kesehatan yang buruk bagi janin dalam kandungan.
Antara lain persalinan prematur dan berat badan bayi yang rendah karena kurang gisi. Gangguan pertumbuhan organ / bayi cacat akibat pernah mengkonsumsi obat obatan dan akibat penggunaan korset untuk menutupi kehamilan dengan menekan perut.
c . Komplikasi kehamilan pada ibu yang mengandung
- Anemia ( kekurangan sel darah merah / Hemoglobine ) karena kebutuhan gisi selama hamil tidak diperhatikan
- Akibat stres berlebihan menimbulkan hiperemesis gravidarum (mual muntah yang berlebihan ) .
- Terjadi kenaikan tekanan darah atau keracunan kehamilan yang di sebut pre eklampsia atau berlanjut menjadi eklampsia dan dapat mengancam jiwa.
- Terjadi infeksi baik saat hamil maupun masa nifas, terutama pada kehamilan dengan latar belakang sosial ekonomi rendah.
- Meningkatkan angka kematian ibu.
Angka kematian ini terutama disebabkan karena percobaan pengguguran secara ilegal oleh dukun dan mengakibatkan infeksi, perdarahan .
Sahabat bidancare di kompasiana, semoga apa yang saya sampaikan ini dapat berguna. Sekali lagi keluarga adalah tempat pendidikan yang paling dasar untuk membentuk kepribadian dan perilaku dari anak- anak. Semoga dasar keimanan dan moral yang baik yang telah kita tanamkan sejak kanak – kanak dapat membuat mereka bertahan ketika menghadapi pengaruh buruk lingkungan .
A.3 Hamil yang Tidak di Kehendaki / di Harapkan
1. Kalangan remaja
Remaja bisa bilang kalau seks bebas pranikah itu aman untuk di lakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun merasakan akibat dari prilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan. Salah satu resiko dari seks pranikah atau seks bebas itu adalah kehamilan yang tidak di harapkan ( KTD ). Kehamilan yang tidak di rencanakan sebelumnya bisa merampas “Kenikmatan“ masa remaja yang seharusnya di nikmati oleh remaja laki – laki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya karena harus bertanggung jawab. Ada dua hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami KTD ( kartini, 1992 ) :
a. Mempertahankan Kehamilan
Semua dampak tersebut dapat membawa resiko baik fisik, psikis maupun sosial. Bila kehamilan di pertahankan resiko psikis yang timbul yaitu ada kemugkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama – sama belum dewasa dan belum siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. selain itu, pasangan muda terutama pihak perempuan akan sangat di bebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman, seperti di hantui rasa malu yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain – lain.
b. Mengakhiri Kehamilan ( Aborsi )
Bila kehamilan di akhiri bisa mengakibatkan dampak negatif secara psikis. Oleh karena itu, itu pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan – perasaan takut, panik, tertekan atau stres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan, kecemasan karena rasa bersalah atau dosa akibat aborsi.
2. Wanita Dewasa / Ibu Yang Sudah Menikah
Seorang ibu yang tidak menghendaki kehadiran anak disebabkan karena mereka merasa akan menganggu karirnya karena akan membuatnya terikat atau karena ia sudah terlampau sibuk merawat anak – anak yang lain. Selain itu mereka merasa tidak dapat membagi waktu antara kesibukan pekerjaan dengan merawat anak. Penyebab terjadinya KDT pada wanita / ibu yang telah menikah antara lain karena kegagalan alat kontrasepsi yang di pakai.
Definisi
Istilah kemandulan selalu ditujukan kepada wanita akibat ketidakmampuannya untuk melahirkan anak. Kemandulan juga dianggap sebagai inferioritas dari seorang wanita, sebab wanita itu baru bisa menerima status warga masyarakat manakala dia mampu melahirkan anak. Tetapi, pandangan tersebut telah berubah seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan. Kemandulan tidak lagi dianggap inferioritas wanita. Secara umum timbulnya kemandulan pada wanita atau pria adalah akibat kegagalan pada fungsi organ reproduksi dan kondisi psikisnya, seperti depresi atau stress berat.
a. Faktor Penyebab Kemandulan
Faktor Fisik
Merupakan kegagalan fungsi ginekologis pada salah satu pasangan atau keduanya. Gangguan fungsi ginekologi berkaitan dengan gangguan hormon kehamilan, kegagalan reproduksi pria untuk memberikan sel-sel sperma optimal, impotensi, dan abnormalitas psikogenesis.
Faktor Psikis
Merupakan kemandulan yang disebabkan kompensasi takut hamil, ketakutan yang berhubungan dengan organ reproduksi wanita, perasaan berdosa, sterilisasi psikogeneesis dan neorotic obsesive, psikosomatis, ketakutan pembedahan, persalinan, infantilisme, defence mechanism, karier atau ketakutan kehilangan dalam keharmonisan pada hubungan coitus.
1) Tipe Wanita yang Berkaitan pada Kemandulan
Tipe Unmarried
Merupakan tipe kemandulan yang disebabkan wanita atau pria yang sama sekali tidak me nginginkan perkawinan secara biologis. Tipe ini lebih banyak terjadi pada wanita akibat ketakutan akan kehamilan, rasa sakit melahirkan, penderitaan saat kehamilan, atau melahirkan. Wanita yang mandul pun unmarried lebih senang mencari profesi sehingga cenderung alkoholic work dan sebagai bentuk dari konpensasi ketakutan dan perasaan berdosa jika ia menikah.
Tipe Wanita Karier
Perbedaan antara kemandulan tipe wanita karier dengan tipe unmarried ialah bahwa wanita karier dia menikah dan masih mau melakukan hubungan perkawinan biologis. Akan tetapi, akibat lebih mengutamakan kegiatan profesi dan karier sehingga dia tidak menginginkan untuk hamil. Secara sadar atau tidak sadar mereka ingin menghindari konflik interes atau profesinya sebagai ibu.
Tipe Agresif Maskulin
Merupakan kemandulan yang ditandai adanya sikap menolak penuh sifat kewanitaan dan tidak menghendaki anak. Awalnya dia mandul secara psikis, namun lambat laun menjadi mandul fisik.
Tipe Steril Akibat Gangguan Emosional
Merupakan tipe kemandulan akibat ketakutan kehadiran anak karena dianggap menambah beban, obsesif, kompulsif terhadap ketidakmampuan diri wanita, takut menjalani kehamilan, perasaan impotensi pada kehamilan dan takut tak mampu memelihara anak.
2. Pengaruh psikis pada kemandulan:
1. Ketakutan-ketakutan yang tidak disadari (dibawah alam sadar)
2. Ketakutan yang bersifat inflantile (kekanak-kanakan).
3. Ketakutan tersebut tidak hanya berkaitan dengan fungsi reproduksi saja, akan tetapi berhubungan dengan segala aspek kegiatan seksual. Adapun sebab-sebab dari ketakutan tersebut biasanya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sejak pubertas.
Contoh ketakutan tersebut berupa:
1. Ketakutan oleh fantasi-fantasi kehamilan, antara lain berupa gejala muntah-muntah dan perut menjadi kembung.
2. Ketakutan pada menstruasi hingga merasakan gejala nyeri dan sakit waktu mendapatkan menstruasi.
3. Sehingga faktor-faktor ketakutan tersebut ialah rasa bersalah disadari dan mempengaruhi kehidupan psikis pada masa kemandulan
A.2 Hamil diluar Nikah
a. Akibat Kehamilan di luar Pernikahan
Kehamilan di luar nikah biasanya di akibatkan oleh pergaulan bebas yang diakibatkan oleh
didikan dari keluarganya berupa :
• Kekurangan kasih sayang yang di berikan oleh keluarga terhadap anak perempuannya akibat orang tua sibuk kerja, perceraian dan broken home.
• Keluarga yang terlalu disiplin sehingga anak tersebut memberontak untuk menunjukkan kedewasaannya.
b. Dampak kehamilan pranikah pada remaja :
1 . Masalah kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi sangat penting bagi remaja (putri ) yang kelak akan menikah dan menjadi orangtua. Kesehatan reproduksi yang prima akan menjamin generasi yang sehat dan berkualitas. Di kalangan remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang menjurus ke arah liberalisasi dan berakibat timbulnya berbagai penyakit menular seksual yang merugikan alat reproduksi antara lain sifilis, gonorhoe, herpes alat kelamin, condiloma akuminata, HIV dan pada akhirnya AIDS.
Jika suatu saat ingin hamil normal maka besar kemungkinan alat reproduksi sudah tidak baik dan menimbulkan berbagai komplikasi dalam kehamilan baik bagi ibu maupun janin yang dikandung .
2. Masalah psikologis pada kehamilan remaja
Remaja yang hamil di luar nikah, menghadapi berbagai masalah tekanan psikologis. Yaitu ketakutan, kecewa, menyesal dan rendah diri. Dampak terberat adalah ketika pasangan yang menghamili tidak mau bertanggung jawab. Perasaan bersalah membuat mereka tidak berani berterus terang pada orang tua.
Pada beberapa kasus seringkali ditemukan remaja yang hamil pra nikah menjadi frustasi. Lalu nekad berusaha melakukan pengguguran kandungan dengan pijat ke dukun. Biasanya mereka mendapat referensi dari teman – taman sebaya agar minum obat – obatan tertentu untuk menggugurkan kandungan padahal mereka tidak tahu bahwa obat tersebut sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa. Sementara dampak psikologis dari pihak orang tua adalah perasaan malu dan kecewa. Merasa gagal untuk mendidik putri mereka terutama dalam hal moral dan agama. Kehamilan di luar nikah masih belum bisa diterima di masyarakat Indonesia. Sehingga anak yang dilahirkan nantinya juga akan mendapat stigma sebagai anak haram hasil perzinahan. Kendati ada juga yang kemudian dinikahkan, kemungkinan besar pernikahan tersebut banyak yang gagal karena belum ada persiapan mental dan jiwa yang matang .
3. Masalah sosial ekonomi
Keputusan untuk melangsungkan pernikahan diusia dini yang bertujuan menyelesaikan masalah pasti tidak akan lepas dari kemelut seperti ; penghasilan terbatas / belum mampu mandiri dalam membiayai keluarga baru , putus sekolah, tergantung pada orangtua. Remaja yang hamil dan tidak menikah sering kali mendapat gunjingan dari tetangga. Masyarakat di Indonesia masih belum bisa menerima single parent . Kontrol sosial dan moral dari masyarakat ini memang tetap diperlukan sebagai rambu – rambu dalam pergaulan .
4.dampak kebidanan
Penyulit pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan “kurun waktu reproduksi sehat” antara umur 20 sampai dengan 30 tahun .Hal ini karena belum matangnya sitem reproduksi yang berpengaruh besar terhadap kesehatan ibu maupun janin .
Berbagai permasalahan kompleks tersebut di atas memudahkan terjadi :
a. Pengguguran kandungan dengan sengaja atau sering disebut abortus provocatus.
Selain melanggar agama dan hukum juga berakibat membahayakan keselamatan jiwa. Tindakan aborsi ilegal mengakibatkan terjadi infeksi, perdarahan dan sebagai akibat lanjut adalah kemandulan.
b. Terjadi berbagai komlikasi kesehatan yang buruk bagi janin dalam kandungan.
Antara lain persalinan prematur dan berat badan bayi yang rendah karena kurang gisi. Gangguan pertumbuhan organ / bayi cacat akibat pernah mengkonsumsi obat obatan dan akibat penggunaan korset untuk menutupi kehamilan dengan menekan perut.
c . Komplikasi kehamilan pada ibu yang mengandung
- Anemia ( kekurangan sel darah merah / Hemoglobine ) karena kebutuhan gisi selama hamil tidak diperhatikan
- Akibat stres berlebihan menimbulkan hiperemesis gravidarum (mual muntah yang berlebihan ) .
- Terjadi kenaikan tekanan darah atau keracunan kehamilan yang di sebut pre eklampsia atau berlanjut menjadi eklampsia dan dapat mengancam jiwa.
- Terjadi infeksi baik saat hamil maupun masa nifas, terutama pada kehamilan dengan latar belakang sosial ekonomi rendah.
- Meningkatkan angka kematian ibu.
Angka kematian ini terutama disebabkan karena percobaan pengguguran secara ilegal oleh dukun dan mengakibatkan infeksi, perdarahan .
Sahabat bidancare di kompasiana, semoga apa yang saya sampaikan ini dapat berguna. Sekali lagi keluarga adalah tempat pendidikan yang paling dasar untuk membentuk kepribadian dan perilaku dari anak- anak. Semoga dasar keimanan dan moral yang baik yang telah kita tanamkan sejak kanak – kanak dapat membuat mereka bertahan ketika menghadapi pengaruh buruk lingkungan .
A.3 Hamil yang Tidak di Kehendaki / di Harapkan
1. Kalangan remaja
Remaja bisa bilang kalau seks bebas pranikah itu aman untuk di lakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun merasakan akibat dari prilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan. Salah satu resiko dari seks pranikah atau seks bebas itu adalah kehamilan yang tidak di harapkan ( KTD ). Kehamilan yang tidak di rencanakan sebelumnya bisa merampas “Kenikmatan“ masa remaja yang seharusnya di nikmati oleh remaja laki – laki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya karena harus bertanggung jawab. Ada dua hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami KTD ( kartini, 1992 ) :
a. Mempertahankan Kehamilan
Semua dampak tersebut dapat membawa resiko baik fisik, psikis maupun sosial. Bila kehamilan di pertahankan resiko psikis yang timbul yaitu ada kemugkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama – sama belum dewasa dan belum siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. selain itu, pasangan muda terutama pihak perempuan akan sangat di bebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman, seperti di hantui rasa malu yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain – lain.
b. Mengakhiri Kehamilan ( Aborsi )
Bila kehamilan di akhiri bisa mengakibatkan dampak negatif secara psikis. Oleh karena itu, itu pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan – perasaan takut, panik, tertekan atau stres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan, kecemasan karena rasa bersalah atau dosa akibat aborsi.
2. Wanita Dewasa / Ibu Yang Sudah Menikah
Seorang ibu yang tidak menghendaki kehadiran anak disebabkan karena mereka merasa akan menganggu karirnya karena akan membuatnya terikat atau karena ia sudah terlampau sibuk merawat anak – anak yang lain. Selain itu mereka merasa tidak dapat membagi waktu antara kesibukan pekerjaan dengan merawat anak. Penyebab terjadinya KDT pada wanita / ibu yang telah menikah antara lain karena kegagalan alat kontrasepsi yang di pakai.
Sumber: aynurhaqim.wordpress.com
0 Response to "Gangguan Psikologis pada Masa Reproduksi"
Post a Comment
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan...