Berhala Kekuasaan
“Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: `Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan’” (QS. Al An’am: 78-79).
Di masa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, berhala-berhala sesembahan kaum jahiliyah sengaja dihancurkan. Dengan cara demikian, manusia diharapkan tidak terus terlena dalam lembah kesesatan, dan terbuka pikiran untuk memikirkan dan menyembah Allah. Tapi kini, berhala-berhala kembali disembah di mana-mana, tetapi dalam bentuk kekuasaan.
Berhala kekuasaanlah yang telah membuat banyak orang berjuang habis-habisan. Berapapun harta dikurbankan demi berhala, meskipun pada saat yang sama banyak insan menderita kemiskinan dan kelaparan. Berapapun waktu dipersembahkan siang dan malam demi memikirkan dan memperhambakan diri kepada berhala kekuasaan, padahal hanya sedikit waktu disisihkan untuk beribadah kepada Allah.
Yang lebih parah lagi, sesama hamba Allah dan bahkan orang-orang yang seiman dijadikan musuh, demi berhala kekuasaan. Padahal hubungan yang sangat penting dijaga, setelah hubungan dengan Allah, ialah hubungan dengan sesama manusia. Bahkan, termasuk perbuatan yang mendatangkan ridhai Allah, ialah berbuat baik kepada sesama manusia. Sebaliknya, dosa sesama manusia, seperti akibat saling memburuk-burukkan satu sama lain atau menghancurkan martabat dan harta bendanya, tidak terampuni sebelum meminta maaf kepada yang bersangkutan.
Singkatnya, bila lebih mementingkan berhala kekuasaan ketimbang mematuhi ajaran Allah, maka itu bisa termasuk mempersekutukanNya. Mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang teramat besar (QS. Luqman: 13).
Di masa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, berhala-berhala sesembahan kaum jahiliyah sengaja dihancurkan. Dengan cara demikian, manusia diharapkan tidak terus terlena dalam lembah kesesatan, dan terbuka pikiran untuk memikirkan dan menyembah Allah. Tapi kini, berhala-berhala kembali disembah di mana-mana, tetapi dalam bentuk kekuasaan.
Berhala kekuasaanlah yang telah membuat banyak orang berjuang habis-habisan. Berapapun harta dikurbankan demi berhala, meskipun pada saat yang sama banyak insan menderita kemiskinan dan kelaparan. Berapapun waktu dipersembahkan siang dan malam demi memikirkan dan memperhambakan diri kepada berhala kekuasaan, padahal hanya sedikit waktu disisihkan untuk beribadah kepada Allah.
Yang lebih parah lagi, sesama hamba Allah dan bahkan orang-orang yang seiman dijadikan musuh, demi berhala kekuasaan. Padahal hubungan yang sangat penting dijaga, setelah hubungan dengan Allah, ialah hubungan dengan sesama manusia. Bahkan, termasuk perbuatan yang mendatangkan ridhai Allah, ialah berbuat baik kepada sesama manusia. Sebaliknya, dosa sesama manusia, seperti akibat saling memburuk-burukkan satu sama lain atau menghancurkan martabat dan harta bendanya, tidak terampuni sebelum meminta maaf kepada yang bersangkutan.
Singkatnya, bila lebih mementingkan berhala kekuasaan ketimbang mematuhi ajaran Allah, maka itu bisa termasuk mempersekutukanNya. Mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang teramat besar (QS. Luqman: 13).
0 Response to "Berhala Kekuasaan"
Post a Comment
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan...