Epidemiologi Penyebaran Penyakit Shigellosis
Friday, March 21, 2014
Epidemiologi Penyebaran Penyakit Shigellosis,
Info Penyakit,
Penyakit Menular
Infeksi shigellosis adalah penyakit usus yang disebabkan oleh keluarga bakteri yang dikenal sebagai shigella. Tanda utama infeksi Sigelosis adalah diare, yang sering berdarah. Shigella dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan bakteri pada tinja. Sebagai contoh, hal ini dapat terjadi dalam pengaturan perawatan anak ketika para ibu tidak membersihakan tangan saat mengganti popok atau kurangnya pengetahuan pada anak pada saat di toilet. Bakteri Shigella juga dapat ditularkan dalam makanan yang terkontaminasi, dengan minum atau paling parahnya dengan berenang di air yang terkontaminasi.
Penyebab
Bakteri Shigella.
Gejala
Bakteri menyebabkan penyakit dengan menyusup ke dalam lapisan usus, menyebabkan pembengkakan dan kadang kadang luka dangkal. Gejala dimulai dalam 1-4 hari setelah terinfeksi.
Pada anak-anak yang lebih muda, gejala dimulai secara tiba-tiba dengan demam, rewel, perasaan mengantuk, hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, diare, nyeri perut dan kembung dan nyeri pada saat buang air besar. Setelah 3 hari, tinja akan mengandung nanah, darah dan lendir. Buang air besar menjadi lebih sering, sampai lebih dari 20 kali/hari. Bisa terjadi penurunan berat badan dan dehidrasi berat.
Pada orang dewasa tidak terjadi demam dan pada mulanya tinja sering tidak berdarah dan tidak berlendir. Gejalanya dimulai dengan nyeri perut, rasa ingin buang air besar dan pengeluaran tinja yang padat, yang kadang mengurangi rasa nyeri. Episode ini berulang, lebih sering dan lebih berat. Terjadi diare hebat dan tinja menjadi lunak atau cair disertai lendir, nanah dan darah.
Kadang penyakit dimulai secara tiba-tiba dengan tinja yang jernih atau putih, kadang dimulai dengan tinja berdarah. Sering disertai muntah-muntah dan bisa menyebabkan dehidrasi.
Kompilasi
Sigelosis bisa menyebabkan penurunan kesadaran, kejang dan koma dengan sedikit bahkan tanpa diare. Infeksi ini akan berakibat fatal dalam 12-24 jam. Infeksi bakteri lain bisa menyertai sigelosis, terutama pada penderita yang mengalami dehidrasi dan kelemahan. Terbentuknya luka di usus karena sigelosis bisa menyebabkan kehilangan darah yang berat.
Komplikasi yang jarang terjadi adalah kerusakan saraf, persendian atau jantung, dan kadang-kadang usus yang berlubang. Dorongan yang kuat selama proses buang air besar, menyebabkan sebagian selaput lendir usus keluar melalui lubang dubur (prolapsus rekti).
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas gejala-gejala pada seseorang yang tinggal di daerah dimana Shigella sering ditemukan. Untuk memperkuat diagnosis, dibuat pembiakan bakteri pada contoh tinja segar.
Pengobatan
Pada kebanyakan kasus, penyakit akan berakhir dalam 4-8 hari. Pada kasus yang berat, bisa berlangsung sampai 3-6 minggu. Pengobatan terutama berupa penggantian kehilangan cairan dan garam sebagai akibat dari diare.
Antibiotik diberikan jika penderita sangat muda, penyakitnya sangat berat atau jika cenderung terjadi penularan ke orang lain. Beratnya gejala dan lamanya Shigella berada dalam tinja, bisa dikurangi dengan antibiotik seperti trimetroprim-sulfametoksazol, norfloksasin, siprofloksasin dan furazolidon.
Penyebab
Bakteri Shigella.
Gejala
Bakteri menyebabkan penyakit dengan menyusup ke dalam lapisan usus, menyebabkan pembengkakan dan kadang kadang luka dangkal. Gejala dimulai dalam 1-4 hari setelah terinfeksi.
Pada anak-anak yang lebih muda, gejala dimulai secara tiba-tiba dengan demam, rewel, perasaan mengantuk, hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, diare, nyeri perut dan kembung dan nyeri pada saat buang air besar. Setelah 3 hari, tinja akan mengandung nanah, darah dan lendir. Buang air besar menjadi lebih sering, sampai lebih dari 20 kali/hari. Bisa terjadi penurunan berat badan dan dehidrasi berat.
Pada orang dewasa tidak terjadi demam dan pada mulanya tinja sering tidak berdarah dan tidak berlendir. Gejalanya dimulai dengan nyeri perut, rasa ingin buang air besar dan pengeluaran tinja yang padat, yang kadang mengurangi rasa nyeri. Episode ini berulang, lebih sering dan lebih berat. Terjadi diare hebat dan tinja menjadi lunak atau cair disertai lendir, nanah dan darah.
Kadang penyakit dimulai secara tiba-tiba dengan tinja yang jernih atau putih, kadang dimulai dengan tinja berdarah. Sering disertai muntah-muntah dan bisa menyebabkan dehidrasi.
Kompilasi
Sigelosis bisa menyebabkan penurunan kesadaran, kejang dan koma dengan sedikit bahkan tanpa diare. Infeksi ini akan berakibat fatal dalam 12-24 jam. Infeksi bakteri lain bisa menyertai sigelosis, terutama pada penderita yang mengalami dehidrasi dan kelemahan. Terbentuknya luka di usus karena sigelosis bisa menyebabkan kehilangan darah yang berat.
Komplikasi yang jarang terjadi adalah kerusakan saraf, persendian atau jantung, dan kadang-kadang usus yang berlubang. Dorongan yang kuat selama proses buang air besar, menyebabkan sebagian selaput lendir usus keluar melalui lubang dubur (prolapsus rekti).
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas gejala-gejala pada seseorang yang tinggal di daerah dimana Shigella sering ditemukan. Untuk memperkuat diagnosis, dibuat pembiakan bakteri pada contoh tinja segar.
Pengobatan
Pada kebanyakan kasus, penyakit akan berakhir dalam 4-8 hari. Pada kasus yang berat, bisa berlangsung sampai 3-6 minggu. Pengobatan terutama berupa penggantian kehilangan cairan dan garam sebagai akibat dari diare.
Antibiotik diberikan jika penderita sangat muda, penyakitnya sangat berat atau jika cenderung terjadi penularan ke orang lain. Beratnya gejala dan lamanya Shigella berada dalam tinja, bisa dikurangi dengan antibiotik seperti trimetroprim-sulfametoksazol, norfloksasin, siprofloksasin dan furazolidon.
0 Response to "Epidemiologi Penyebaran Penyakit Shigellosis"
Post a Comment
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan...