Mengetahui Hubungan Antara Seks, Kesuburan dan Kehamilan

Dalam menjalin hubungan rumah tangga tentunya antara kedua pasangan suami dan istri tentunya ingin memiliki penerus dari mereka yaitu anak akan tetapi kebanyakan juga banyak pasangan yang tidak mulus mendapatkan dari apa yang mereka idamkan. Banyak diantara pasangan telah menikah selama bertahun-tahun dan aktif melakukan hubungan seksual, sayangnya anak yang mereka dambakan tidak kunjung hadir. Dalam situasi seperti ini, pasangan-pasangan tersebut oleh kalangan medis disebut menderita infertilitas atau kemandulan.

Ikuti terus apa yang niotolovo blog's berikan pada kesempatan ini infertilitas adalah sebuah kondisi medis yang menyebabkan sistem reproduksi tidak bekerja secara normal. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan infertilitas sebagai satu jenis penyakit. Pasangan infertil adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual selama satu tahun atau lebih tanpa alat kontrasepsi apapun, tetapi tidak terjadi kehamilan sama sekali pada istri. Sebanyak 30% kasus infertil disebabkan oleh pria, 30% oleh wanita, 10% oleh kombinasi keduanya, dan sisanya 20% kasus infertilitas tidak dapat dijelaskan.

Hubungan antara seks dan kesuburan.

Dari pengertian infertilitas di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan yang erat antara seks, kesuburan dan kehamilan. Dengan berhubungan seks maka kehamilan akan terjadi, tetapi hubungan seks yang dilakukan di luar masa subur tidak akan menyebabkan kehamilan. Begitu pula jika sistem reproduksi terganggu maka kehamilan tidak mungkin terjadi. Kesehatan reproduksi yang dimaksud meliputi kesehatan organ reproduksi pada pria dan wanita. Faktor lain seperti perilaku seksual yang tidak sehat juga berkontribusi mengganggu fungsi kesuburan bahkan dapat menyebabkan kemandulan.

Mengapa Istri Tidak Hamil?
Banyak suami yang bertanya-tanya mengapa istrinya tidak juga hamil padahal mereka aktif berhubungan seks. Suami sebaiknya bersikap bijak dan jangan langsung menuduh istri mandul karena boleh jadi penyebabnya berasal dari pihak suami sendiri. Ketimbang saling menyalahkan, pasangan suami istri yang mengalami kondisi infertil perlu memahami dua hal penting berikut ini:

1. Masa subur wanita
Sel spermatozoa pria diproduksi setiap hari dan baru dikeluarkan ketika pria mengalami ejakulasi. Saat berejakulasi, pria akan menyemburkan cairan semen (air mani) beserta sperma ke dalam rahim wanita.

Beda dengan pria, sel telur wanita tidak diproduksi setiap hari, melainkan melalui proses tahap demi tahap sampai sel telur menjadi matang dan siap dibuahi. Proses tersebut normalnya terjadi sebulan sekali dan disebut masa subur wanita atau ovulasi.

Agar istri hamil, hubungan seksual harus dilakukan saat wanita memasuki masa suburnya. Hubungan seks yang dilakukan diluar masa subur tidak akan menyebabkan kehamilan.

2. Kesehatan Reproduksi
Terkadang wanita mengalami sebuah kondisi yang menyebabkan masa ovulasinya terganggu. Dalam situasi ini kehamilan akan sulit terjadi. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa 25% kasus infertilitas pada wanita disebabkan oleh gangguan ovulasi.

Hal yang sama juga sering dialami kaum pria, terdapat beberapa kondisi dimana sperma yang dihasilkan pria tidak berkualitas untuk membuahi sel telur, sehingga meskipun hubungan seksual dilakukan di masa subur, kehamilan tetap sulit terjadi.

Oleh karena itu, Kesehatan reproduksi pada pria dan wanita mutlak dibutuhkan agar terjadi kehamilan. Kesuburan pria dan wanita ditentukan oleh bagaimana kondisi kesehatan reproduksinya. Jika organ reproduksi baik dan berfungsi normal maka kondisi kesuburan juga akan baik, begitu pula sebaliknya, jika terdapat gangguan pada sistem reproduksi maka kesuburan pasti akan terganggu.

Jika kehamilan tidak terjadi meskipun aktif melakukan hubungan seksual selama lebih dari satu tahun, maka umumnya penyebab kemandulan adalah jumlah sperma suami yang sedikit, atau ada kelainan ovulasi pada wanita atau bisa terdapat masalah pada tuba fallopi. Untuk mengetahui penyebab pasti gangguan kemandulan tersebut perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang meliputi tes kualitas sperma, tes darah, pemeriksaan terhadap penyakit menular seksual, tes hormon, dan lain-lain.

Posisi Hubungan Seks dan Kehamilan
Infertilitas atau kemandulan adalah kondisi medis dan bukan masalah seksual sehingga posisi seks tidak berhubungan langsung dengan kemampuan wanita mengalami kehamilan. Selama sistem reproduksi suami dan istri sehat dan melakukan hubungan seks di masa subur maka bisa dipastikan istri akan segera hamil.

Meski demikian beberapa terapis dan seksolog menyarankan pasangan suami istri untuk melakukan posisi seks tertentu agar cepat hamil. Intinya lakukan posisi seks yang searah dengan gerak gravitasi sehingga memudahkan sperma berenang menuju saluran fallopi. Contohnya adalah posisi seks misionaris dan doggy style.

Haruskah Istri Orgasme Agar Cepat Hamil?
Banyak mitos dan anggapan yang salah beredar di masyarakat menyangkut kehamilan. Beberapa pendapat tersebut mengatakan agar wanita cepat hamil, dia harus orgasme terlebih dahulu supaya otot vagina dan rahimnya bergerak sehingga memudahkan sel sperma berenang mencapai sel telur di tuba fallopi.

Tentu saja pendapat tersebut tidak benar karena secara medis wanita tetap dapat hamil meskipun tidak mengalami orgasme. Apakah wanita yang hamil akibat perkosaan mengalami orgasme? Tentu tidak. Agar wanita hamil yang dibutuhkan hanyalah satu sel sperma yang berhasil membuahi sel telur di dalam rahim wanita.

Pria mengeluarkan sperma saat mengalami orgasme dan ejakulasi tetapi wanita tidak akan mengeluarkan sel telur jika mengalami orgasme. Sel telur wanita yang matang dan siap dibuahi hanya dikeluarkan pada saat tertentu saja yaitu pada masa ovulasi satu kali setiap bulan. Dan posisinya menunggu, jika saat itu ada sperma yang berhasil masuk maka pembuahan akan terjadi.

Orgasme adalah fungsi seksual sedangkan ejakulasi adalah fungsi reproduksi, meskipun keduanya menggunakan organ yang sama tetapi fungsinya berbeda. Orgasme terjadi di sistem syaraf sedangkan ejakulasi terjadi di sistem reproduksi. Itulah sebabnya orgasme tidak berhubungan dengan kemampuan reproduksi manusia.

Bagaimana Mengetahui Kesuburan Pria dan Wanita?
Diagnosis yang benar terhadap masalah kesuburan yang dialami pihak pria dan wanita adalah langkah pertama yang harus dilakukan sebelum mengobati infertilitas. Pengobatan tidak boleh dilakukan sampai penyebab masalah telah diketahui secara pasti. Karena itu beberapa tes kesuburan perlu dilakukan terhadap pihak pria maupun wanita.

Tes kesuburan terhadap pria meliputi kemampuan pria untuk memproduksi sperma yang cukup berkualitas untuk membuahi sel telur. Sementara pada wanita, tes kesuburan mencakup pemeriksaan rahim, ovarium, saluran reproduksi dan struktur lainnya. Selain itu, tes hormon juga kemungkinan akan dilakukan.

1. Tes Kesuburan Pada Pria
Saat ini infertilitas tidak dapat lagi dianggap sebagai masalah wanita, pria juga perlu diperiksa sebab 30% lebih kasus infertilitas disebabkan oleh pria. Lantas bagaimana cara mengetahui subur tidaknya seorang pria?

Untuk mengetahui tingkat kesuburan pria, perlu dilakukan tes diagnostik pada air mani. Tes tersebut dilakukan di laboratorium khusus dan menggunakan kriteria yang ketat dalam menganalisa kualitas sperma.

Hasil analisis sperma tersebut nantinya akan menghasilkan karakterisitik yang meliputi volume, pH, bau, warna, jumlah sel spermatozoa per ml, gerakan dan bentuk sd spermatozoa. Membaca hasil analisa sperma dilakukan oleh seorang yang telah ahli dan berpengalaman melakukan analisis sperma.

2. Tes Kesuburan Pada Wanita
Langkah pertama menganalisa kesuburan wanita adalah dengan memperhatikan sejarah kesehatan masa lalu seperti:

1. Kondisi medis atau pembedahan yang mungkin pernah dilakukan
2. Perkembangan organ seksual
3. Penggunaan alat kontrasepsi
4. Kehamilan sebelumnya termasuk aborsi jika pernah terjadi
5. Pemeriksaan fisik lengkap termasuk ginekologi kemungkinan akan dilakukan.

Tes kesuburan wanita

Beberapa tes lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan organ reproduksi wanita.

1. Apakah sel telur dapat diproduksi?
2. Apakah lendir serviks bebas dari antibodi dan antisperm?
3. Apakah endometrium berkembang dengan baik untuk mendukung pertumbuhan embrio?
4. Apakah tabung terbuka dan mampu mengangkut telur?
5. Apakah terdapat kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya infertilitas seperti PCOS dan endometriosis?
6. Apakah rahim bebas dari penghalang utama dan cacat bawaan?

Sistem reproduksi wanita lebih rumit ketimbang pria, begitu pula dengan pemeriksaan kesuburan yang dilakukan. Pada pria, jika hasil pemeriksaan kualitas sperma baik maka itu pertanda pria tersebut sehat dan dapat menghamili wanita. Kondisi berbeda terjadi pada wanita.

Meskipun dari hasil pemeriksaan menunjukkan wanita tersebut mampu menghasilkan sel telur, itu tidak berarti dia bisa hamil. Masih ada faktor lain dalam sistem reproduksi wanita yang perlu diperiksa dan mempengaruhi tingkat kesuburan wanita seperti saluran telur harus normal, dan kedua saluran tuba fallopi bebas dari gangguan.

Demikian apa yang sempat niotolovo blog's paparkan seputar beberapa faktor yang menjelaskan bagaimana hubungan antara seks, kesuburan dan kehamilan. Kesimpulannya, kehamilan bisa terjadi jika dapat memenuhi dua syarat utama yaitu hubungan seks dilakukan di masa subur wanita dan kondisi organ reproduksi pria dan wanita dalam kondisi yang sehat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengetahui Hubungan Antara Seks, Kesuburan dan Kehamilan"

Post a Comment

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan...