Masalah Gangguan Sperma yang Biasanya Dialami Pria

Kehamilan bagi wanita karena terjadinya pembuahan sperma dan sel telur wanita itu sendiri. Bisa dikatakan sel spermatozoa adalah penentu kesuburan pria, jika sel tersebut normal maka kehamilan besar kemungkinan akan terjadi, tetapi jika terjadi gangguan sperma maka pembuahan kecil kemungkinan dapat terjadi.

Jika kelainan atau gangguan pada sperma tersebut terjadi terus menerus sehingga kehamilan tidak pernah berhasil maka pria yang mengalaminya disebut menderita kemandulan. Dalam situasi ini, penderita perlu diperiksa oleh dokter ahli untuk dicari tahu penyebabnya kemudian mengobatinya.

Terdapat beberapa jenis gangguan pada sperma yang kerap diderita kaum pria, ada yang volumenya sedikit, dan ada juga yang bentuk dan ukurannya tidak normal. Informasi jenis gangguan apa yang sedang dialami tersebut hanya dapat diketahui melalui proses analisis sperma di laboratorium khusus.

Di bawah ini beberapa jenis masalah gangguan sperma yang biasanya dialami pria:

1. Gangguan Sperma Azoospermia
Azoospermia adalah jenis kelainan dimana tidak ditemukan adanya sel sperma dalam semen (air mani) yang diejakulasikan pria. Gangguan terjadi akibat adanya penyumbatan di vas deferens (saluran sperma) sehingga sperma tidak bisa keluar dan bercampur dengan cairan air mani. Penyebab lain yang mungkin terjadi adalah testis gagal memproduksi sperma.

Azoospermia juga dapat disebabkan oleh adanya gangguan yang bersifat genetik seperti sindrom Klinefelter, kondisi ini bisa di uji menggunakan alat ultrasonograph.

Gejala Azoospermia seperti apakah ada sperma atau tidak dalam air mani tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, melainkan melalui analisis sperma secara akurat di laboratorium. Umumnya penderita datang ke dokter untuk memeriksakan diri karena tidak kunjung mendapatkan anak, setelah dilakukan analisis terhadap spermanya, baru diketahui jika mengalami Azoospermia.

Karena tidak ada benih yang dikeluarkan saat berejakulasi maka pria Azoospermia tidak bisa menghamili wanita. Tetapi kondisi tersebut tidak selalu berarti mandul, terutama jika testis penderita masih bisa memproduksi sperma. Kecuali jika organ reproduksi tersebut telah rusak maka mustahil terjadi pembuahan.

Untuk mengobati Azoospermia, maka penyebabnya harus didentifikasi terlebih dahulu. Sebab tidak adanya sperma dalam air mani bukan berarti testis tidak memproduksinya. Kemungkinannya terjadi penyumbatan yang menghambat sperma keluar saat ejakulasi. Dalam hal ini tindakan yang bisa diambil dokter adalah operasi untuk membersihkan sumbatan tersebut.

Jika dalam kondisi sperma yang diproduksi sangat sedikit maka biasanya sperma dikumpulkan untuk digunakan dalam program IVF (In Vitro Fertilisation) atau program bayi tabung dengan teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) melalui biopsi testis atau menusuk testis (epididimis). Jika hal ini juga tidak memungkinkan maka satu-satunya pilihan untuk terjadinya kehamilan adalah penggunaan donor sperma.

2. Oligospermia
Oligospermia atau biasa juga disebut oligozoospermia adalah jenis kelainan sperma dimana jumlah sel tersebut sangat sedikit atau kurang dari kadar normal dalam air mani. Dalam setiap 1 ml air mani seharusnya terdapat 20 juta sperma. Kurang dari jumlah itu disebut menderita Oligospermia.

Penyebab Oligospermia biasanya berkaitan dengan gaya hidup dan jenis makanan. Setidaknya terdapat 3 penyebab utama mengapa jumlah sperma sedikit yaitu faktor kesehatan, lingkungan, dan gaya hidup. Pembengkakan pada testis atau infeksi dapat mengganggu produksi sperma, begitu juga dengan paparan logam berat karena bekerja di industri kimia dapat menyebabkan pria mengalami Oligospermia.

Para dokter meyakini perubahan pola hidup dan mengurangi stres dapat meningkatkan jumlah sperma. Hindari berendam di air bersuhu lebih dari 36o C selama lebih dari 15 menit. Jangan menggunakan celana yang terlalu ketat, berhenti merokok dan hindari mengkonsumsi makanan instan. Dokter juga biasanya akan memberi obat-obat penambah kesuburan dan menyarankan penderita rajin mengkonsumsi zat gizi dan makanan yang dapat meningkatkan jumlah sperma.

Jika setelah melalui tahap pengobatan selama beberapa waktu dan istri tidak kunjung hamil maka pasangan direkomendasikan menggunakan metode inseminasi buatan dan mengikuti program bayi tabung.

3. Gangguan Sperma Asthenozoospermia
Asthenozoospermia (atau “asthenospermia”) adalah gerakan sperma (motilitas) rendah, kondisi ini terjadi bila sperma yang dikeluarkan pria saat ejakulasi tidak memiliki kekuatan untuk berenang dengan cepat melalui lapisan mukosa rahim menuju ovarium untuk membuahi sel telur.

Gerakan sperma sendiri sebenarnya bermacam-macam. Dari jutaan sel yang diejakulasi seorang pria, beberapa sperma dapat bergerak lincah dan cepat, sementara yang lain bergerak lambat dan berkelok-kelok. Jika jumlah sperma yang bergerak cepat kurang dari standar normalnya maka disebut Asthenozoospermia.

Mengapa ada sperma yang lambat? penyebabnya bermacam-macam, bisa jadi karena bentuknya yang tidak sempurna seperti ekor yang lebih pendek sehingga tidak bisa berenang cepat. Bisa juga karena istri mengalami keputihan yang menghambat pergerakan sperma menuju ovarium.

4. Teratospermia
Teratospermia adalah kondisi dimana bentuk sperma abnormal sangat banyak atau jumlah morfologi sperma normal kurang dari 30%. Penyebab Teratospermia belum diketahui pasti tetapi beberapa penyakit seperti celiac dan Crohn disebut-sebut berhubungan dengan kondisi ini. Adanya kelainan hormonal, trauma pada testis, infeksi dan tumor juga turut mempengaruhi morfologi sperma.

Penderita Teratospermia dikategorikan dalam tiga kelompok utama yaitu kondisi ringan yaitu memiliki 15% sperma normal, kondisi sedang yaitu memiliki 10-15% sel yang masih normal dan kondisi berat yang hanya memiliki 10% sperma normal. Bentuk sperma disebut normal jika memiliki kepala berbentuk oval, leher dan ekor yang panjang.

Sampai sekarang belum ditemukan pengobatan yang pas untuk Teratospermia. Pemberian testosteron, vitamin E dan C, anti oksidan dan bahkan operasi belum sepenuhnya dapat menyembuhkan kondisi ini. Oleh karena itu penderita perlu mempertimbangkan metode pembuahan lain seperti program bayi tabung untuk mendapatkan anak.

Pria menyumbang 30% penyebab kemandulan dalam rumah tangga. Pada umumnya gangguan sperma seperti jumlah, bentuk dan gerakan yang tidak normal menjadi penyebab pria tidak bisa menghamili wanita. Dalam situasi seperti ini, peran dokter untuk mengobati atau memberi alternatif metode pembuahan lain sangat diperlukan. Demikian 4 jenis gangguan sperma pada pria yang perlu diketahui.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Masalah Gangguan Sperma yang Biasanya Dialami Pria"

Post a Comment

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan...